Selasa, 25 Desember 2012

Dari Dora Buat Raysa

Raysa baru saja mengenal game komputer. Setelah game dressing up, dia mulai beranjak ke game-game jenis lain. Game yang menarik bagi Raysa kali ini adalah beberapa game yang karakter utamanya adalah Dora. Game-game ini semuanya menggunakan mouse sebagai alatnya, kalaupun menggunakan keyboard biasanya hanya butuh 1 tombol saja.
1. Pengiriman Hewan Dora (Dora Pet Shop)
Ceritanya Dora harus mengantarkan anjing peliharaan ke sebuah Pet Shop. Untuk sampai ke Pet Shop, Dora harus melewati jalan yang naik turun. Dalam permainan ini Raysa harus mengendalikan kecepatan sepeda Dora agar si anjing tidak terlempar keluar. Permainan akan selesai jika anjing yang dibawa terlempar keluar. Raysa berhasil mencapai level 8 di permainan ini, tapi kemudian ia berhenti karena bosan. Mungkin karena perjalanannya nyaris tidak berubah (hanya ada perubahan tinggi rendahnya bukit yang dilalui Dora, yang mungkin saja tidak terasa begitu berbeda bagi Raysa). Game ini dimainkan dengan tombol panah atas. Cukup dengan menekan satu tombol ini saja untuk mengendalikan kecepatan sepeda Dora.

2. Dora's Cooking
Game ini asli dari Nickelodeon, jadi gambarnya lebih bagus dari game di atas, musiknya juga lebih menarik. Ceritanya Dora dan ayahnya hendak memasak. Raysa diminta untuk membantu Dora memasak. Ada 10 resep yang bisa dipilih dari buku masak Dora. Semuanya masakan Mexico. Di sini Raysa harus mencocokkan bentuk yang ada di buku resepnya dengan bentuk-bentuk yang ada di dapur. Game ini tersedia dalam dua bahasa: Spanyol dan Inggris. Di awal Raysa bisa memilih menggunakan Bahasa Spanyol atau Inggris. Jika menggunakan Bahasa Spanyol, maka nama bahan-bahannya semua dalam Bahasa Spanyol. Jika memilih menggunakan bahasa Inggris, maka bahan-bahannya semua dalam Bahasa Inggris. Game ini cocok untuk pengenalan bentuk dan belajar bahasa karena pengucapan Dora yang sangat jelas. Beberapa kali bahkan Raysa mengulangi nama bahan masakannya walaupun dengan pengucapan yang cadel.

3. Pembuat Kostum Konyol (Super Silly Costume Maker)
Game ini mirip dengan game dressing up. Di sini Dora dan Diego akan pergi ke pesta kostum konyol. Raysa akan membantu memilihkan kostumnya di mesin pembuat kostum konyol. Mula-mula Raysa memilih dulu hendak bermain dengan Dora atau Diego. Jika bermain dengan Dora, maka Raysa pun memilihkan kostum konyol yang hendak dipakai Dora. Ada tiga variasi kostum untuk topi, baju, dan sepatu. Tentu saja semua kostumnya lucu-lucu. Hasil pakaiannya bisa dicetak di bagian akhir.

4. Bingo with Dora
Main Bingo bersama Dora. Permainan ini adalah permainan mencocokkan gambar. Pada level awal, Raysa hanya mencocokkan bentuk-bentuk saja. Level selanjutnya Raysa mencocokkan warna. Raysa berhenti pada level ini mungkin karena bosan, permainan menjadi terlalu mudah baginya.

5. Dora Master Juice
Kalau game yang ini kelihatannya bukan dari Nickelodeon, namun visualisasinya cukup bagus. Ceritanya Dora hendak meramu juice. Ia butuh bantuan untuk memotong-motong buah dan sayur. Game ini 100% menggunakan mouse dan bisa dimanfaatkan untuk melatih koordinasi jari-jari tangan dalam mengendalikan mouse. Raysa masih sedikit kesulitan memainkan game ini terutama karena koordinasi jari-jari masih belum begitu baik. Seringkali mousenya terlepas sehingga buah tidak dapat terpotong. Namun ia menyukai hasil akhirnya, yaitu juice yang bisa diminum. Ia akan pura-pura mengambil gelasnya dan memberikannya pada Ibu, "Buat ibu," katanya.

Sementara ini kelima game tersebut adalah game yang paling sering dimainkan Raysa. Tampaknya emmang game yang cocok untuk dimainkan oleh anak-anak umur 3 tahun. Tapi Raysa tidak seperti kakaknya yang betah berlama-lama di depan komputer. Ia tetap lebih suka main pizza-pizzaan yang bisa disusun-susun dengan tangan atau building block buat bikin robot. Sisanya ia akan mengajak piala "sang anak" ngobrol sambil digendong-gendong....

Sabtu, 01 Desember 2012

Gak Imunisasi Gak Dosa, Mas...

Hari itu Novel dapat jadwal imunisasi di sekolahnya. Program imunisasi wajib dari pemerintah. Surat pemeberitahuannya sudah diberikan jauh-jauh hari. Sejak tahu akan diimunisasi, Novel terlihat gentar.

Novel takut disuntik! Aku pun berkali-kali memotivasinya. "Cuma sakit sedikit, seperti digigit semut, Ibu juga pernah disuntik." Novel hanya diam sementara matanya menerawang.

Pukul 2 siang masuk sms dari gurunya yang mengabarkan bahwa Novel tidak jadi diimunisasi karena menangis luar biasa kencang. Wow! segitunya.....

Pukul setengah 3 Novel pulang. Tak ada yang berbeda dari raut wajahnya. "Gimana imunisasinya, Mas?" sapaku. "Enak!" what? Novel berbohong? "Emang ngga sakit?" pancingku. "Cuma sakit sedikit, seperti digigit semut," bicaranya santai, ekspresinya rileks, dia benar-benar lihai.

Aku menahan diri agar tidak meneteskan airmata. Sedih sekali rasanya dibohongi anak sendiri. Setelah menarik napas, kuambil hape dan kubacakan sms dari gurunya. Novel terbelalak. Lalu mulai curhat dengan sedikit merengek.

"Mas, gak pa-pa gak imunisasi, gak imunisasi itu gak dosa. Tapi kalo Mas Novel bohong sama ibu, itu jelas-jelas dosa, dan balasannya neraka..." lalu kami pun terlibat percakapan panjang, tentang pentingnya kejujuran....

Selasa, 27 November 2012

Let's Dressing Up

Raysa mulai mengenal game. Begitu ia tahu di internet ada game yang tokohnya "puteri-puteri" dia langsung tertarik. Game yang paling disukainya adalah permainan memakaikan baju pada karakter. Kebanyakan yang disukainya adalah game dengan Barbie sebagai tokohnya.

Memainkan permainan ini menyenangkan. Kita bisa memilihkan baju apa yang membuat sang karakter terlihat cantik. Selain itu juga memilihkan asesorisnya, riasan wajah, juga rambutnya. Sang karakter un terlihat cantik!


Dengan game ini Raysa bisa belajar padanan warna, pakaian, dan asesoris. Game ini juga bisa dijadikan ajang untuk memperkenalkan aurat. "Pake rok ini aja," kata Raysa. "Jangan, ah!" jawabku, "terlalu pendek, kita pake yang ini aja." "Ya!" Raysa mengangguk-angguk. Kami pun memilihkan baju yang cukup tertutup untuk sang karakter.

Karenanya terpikir olehku untuk mencari game yang membantu memadu padankan pakaian dengan kerudung. Semacam game dressing up yang Islami. Hasil pencarian di Google dengan keyword "game dress hijab" membawa saya ke berbagai situs yang menjual hijab, namun ternyata hanya dua situs yang berisi game yang saya maksud.

Game yang pertama lebih Islami. Sebelum dipakaikan baju, sang karakter sudah berbusana lengkap dengan kerudung panjang dan pakaian yang juga panjang dan lebar. Sayangnya pakaian gantinya tidak mengganti pakaian yang sudah terpasang, akibatnya sang akrakter bukannya terlihat cantik malah terlihat ribet sekali dengan pakaian bertumpuk-tumpuk.

Game yang kedua lebih menyenangkan untuk dimainkan. Sayangnya sang karakter hanya memakai pakaian dalam sebelum diberi pakaian. Selain itu, setelah dipakaikan kerudung, rambutnya tetap saja terlihat. Dan yang lebih disayangkan lagi, pakaiannya banyak yang menampakkan lekuk tubuh.

Jadi tetap saja pencarian ini mengecewakan....kenapa ya sulit sekali mencari game dressing up yang islami
dan menyenangkan, sementara game dressing up bertebaran di internet.....?

Sabtu, 24 November 2012

Sushi-sushian

Terinspirasi dari salah satu resep yang ditampilkan di Dapur Cantik Warna Trans7. Resepnya mudah sekali diracik, bahan-bahannya sebenarnya terserah kita, cocok untuk dijadikan bekal sekolah, dan mendukung diet kalori tinggi bagi Novel.

Berikut resep mudahnya:

Bahan:
Nasi 1 centong nasi. Resep ini aslinya menggunakan nasi Jepang, tapi karena saya tidak tahu dimana mendapatkan nasi jepang, jadi saya menggunakan nasi Indonesia saja.
Mayonnais 1 sendok teh
Gula 1 sendok teh
Garam secukupnya
Nori

Isian:
Nugget 1 potong (iris memanjang)

Untuk bahan isian bisa menggunakan bahan apa saja. Resep aslinya menggunakan nugget, alpukat, dan mangga. Tapi karena nori yang saya gunakan terlalu pendek jadi saya hanya menggunakan 1 macam bahan saja. Bahan isian yang pernah saya gunakan adalah nugget dan sosis.

Cara Memasak
1. Goreng nugget (sisihkan)
2. Campur mayonnais, gula, dan garam dengan nasi hingga tercampur rata.
3. Oleskan nasi di atas nori
4. Susun bahan isian di atas nasi
5. Gulung nori beserta nasi dan rekatkan ujungnya dengan nasi
6. Sushi-sushian siap disantap...:-)

Novel dan Google

Sebuah iklan minuman ringan mengajukan fakta bahwa lebih banyak hasil pencarian yang didapat untuk kata cinta dibandingkan kata perang berdasarkan mesin pencari paling populer: Google. Novel pun segera bersemangat untuk membuktikannya. Begitu modem disambungkan, ia langsung mengetikkan kata perang di box yang bertuliskan Google. Semenjak itu ia sadar bahwa apa pun bisa dicari informasinya di Google. Ia kemudian mencari tentang hantu, perang suci, dan terakhir tentang cara kerja otak.

Begitu banyak informasi berseliweran di internet. Terlalu banyak sebenarnya untuk anak berumur 6 tahun. Ketika ia mencari tentang perang, ia menemukan video tentang perang. Ia melihat orang yang penuh dengan darah. Pemandangan yang mengerikan untuk anak seusianya. Sebenarnya video itu tentang "malaikat" penolong yang hadir di perang Suriah. Namun yang terekam sangat kuat di ingatannya adalah tentang korban perang yang bersimbah darah. Saya bilang, "Itulah akibatnya jika kita berperang, mengerikan."

Di satu sisi saya senang Novel mulai memanfaatkan internet untuk mencari informasi. Namun gempuran informasi yang luar biasa banyak belum diimbangi oleh kemampuan Novel untuk melakukan filtrasi terhadap informasi. Bagaimana pun, penjelajahannya dalam rimba internet ini wajib mendapat bimbingan dari orangtua. Sayangnya, saya harus mengakui bahwa waktu saya tidaklah seleluasa itu untuk selalu menemaninya menjelajahi internet.

Akhirnya, saya menawarkan solusi untuk berinternet menggunakan Kidzui. Kidzui adalah browser khusus anak-anak yang relatif aman sesuai dengan usianya. Contentnya diseleksi secara ketat, bahkan game Ben 10 pun tidak dapat dibuka di browser ini (mungkin karena content kekerasannya). Hal yang sama juga terjadi pada game-game power rangers.

Sayangnya browser ini belum tersedia dalam bahasa Indonesia, sehingga dibutuhkan keterampilan berbahasa Inggris untuk menggunakannya. Sementara kemampuan bahasa Inggris Novel masih sangat terbatas.

Adakah browser khusus anak-anak yang menggunakan bahasa Indonesia? Agar content informatif yang disediakan di internet dapat diakses oleh anak-anak Indonesia tanpa merusak mereka....

Jumat, 05 Oktober 2012

Bakso Bakar Selimut Keju

Setelah berkonsultasi dengan dokter perihal berat badan Novel yang terus menerus turun, didapatlah saran dari dokter untuk menerapkan diet tinggi kalori untuk Novel. Karenanya snack yang disediakan untuk Novel juga harus makanan selingan yang tinggi kalori, misalnya kue-kue manis yang bersantan atau digoreng.

Bagi Novel sendiri, ini sangat menyenangkan karena makanan berlemak biasanya memang enak-enak...."Kita kan disuruh makan yang enak-enak sama dokter!" cerita Novel bangga. Karenanya, ini adalah salah satu bekal sekolah favorit Novel: Bakso Bakar Selimut Keju.

Bahan:
8 bakso kecil, sayat agar dapat cepat matang hingga ke dalam
1 sendok makan margarine
1 sendok makan kecap manis (atau sesuai selera)
100 gram keju parut (atau secukupnya)

Alat:
2 tusuk sate

Cara memasak:
Panaskan margarin di atas wajan anti lengket hingga berbusa. Masukkan bakso dan guling-gulingkan dalam margarin. Jangan terlalu lama mendiamkan bakso agar tidak gosong terbakar. Setelah bakso mekar, lumuri dengan kecap manis. Guling-gulingkan agar kecap merata. Setelah kecap merata tusukkan bakso pada tusuk sate, lalu lumuri lagi dengan sisa margarin. Kemudian gulingkan bakso yang sudah disusun di tusuk sate ke dalam parutan keju hingga tertutup sempurna. Bakso Bakar Selimut Keju siap disantap....;-)

Selasa, 02 Oktober 2012

Nanti Ibu Jadi Puteri, Ya....



Tiba-tiba Raysa menghampiriku di tempat cucian piring. Dengan semangat ia berkata, "Nanti Ibu jadi puteri, ya...." Aku hanya melongo. "Iya..." lanjutnya, "nanti Ibu jadi puteri, nanti Dede jadi puteri kalo udah gede," tangannya melambai-lambai ke kanan dan ke kiri seperti penari. Aku hanya tersenyum menahan tawa. Puteri kecilku sudah besar sekarang. Sudah tahu yang namanya puteri.

Suatu  hari saat Trans7 menayangkan Spotlight, tiba-tiba Raysa menunjuk televisi dan berkata, "Ayah, puteri tuh!" Matanya tak lepas memperhatikan seorang anak yang berpakaian layaknya seorang puteri, lengkap dengan mahkota dan baju plus rok lebarnya. Sepertinya Raysa sangat terpesona.

Disney Princesses
Begitulah kurang lebih gadis cantik yang dijadikan semacam model bagi anak-anak perempuan jaman sekarang. Coba saja lihat, produk-produk yang menempel gambar para puteri Disney betebabaran di mana-mana.Di kotak pensil, tas, sandal, sepatu, baju, bahkan di mukena!

Sebenarnya aku tidak terlalu masalah dengan gambar-gambar ini selain daripada pakaian mereka yang membuka aurat. Bukan sekadar rambut yang terlihat, tapi leher baju yang terlalu rendah bahkan punggung yang terbuka rasanya kurang pantas untuk dibawa sholat. Pakaian yang membuka aurat ini rasanya juga kurang pantas untuk dijadikan model gadis cantik bagi anak-anak perempuan kita.

Tapi....apa kita bisa menyalahkan anak-anak jika mereka menjadikan para puteri ini sebagai model cantik mereka? Rasanya tidak pantas juga. Bagaimana pun tokoh-tokoh perempuan cantik yang dekat dengan dunia mereka adalah Snow White, Princess Ariel, atau Sleeping Beauty yang filmnya beredar di televisi maupun dalam bentuk CD.

http://files.myopera.com/MsFatty89/albums/4605732/45861_141954019176574_100000859306511_199359_2664698_n.jpg
Puteri-puteri cantik di depan gedung UI?
Sementara, saya belum pernah menemukan film tentang puteri-puteri muslimah, baik khayal maupun nyata....jadi tak heran kalau anak-anak perempuan kita tidak punya model puteri cantik yang selain cantik juga cerdas dan berakhlak mulia....

Saya sudah pernah menemukan buku cerita dengan tokoh-tokoh para puteri yang menutup aurat. Tampaknya sudah ada upaya untuk membendung pengaruh modelling dari para puteri Disney....namun tampaknya upaya tersebut masih kurang berhasil. Kenapa? Hmmm...musti baca bukunya dulu....

Senin, 01 Oktober 2012

Pindahan...

Akhirnya....berhasil juga tinggal di rumah sendiri. Akhir Juni kemarin kami sekeluarga pindah ke Bogor...tepatnya di pinggiran Kabupaten Bogor, Cilebut namanya. Di sini kami tinggal di perumahan dengan rumah tipe 36 yang direnovasi dengan menutup halaman belakang jadi bertambah kurang lebih 5 meteran.

Tentu saja...aku bersyukur sekali, tak henti-hentinya mengucap syukur ke hadirat Ilahi karena atas perkenan Allah-lah semua ini terjadi. Tentu...karena aku sudah paham perbedaan antara ngontrak dengan tinggal di rumah sendiri.


Tapi bagi Novel, ini hal yang berat. Rumah yang kami kontrak dulu sangat luas. Di terasnya Novel bisa berputar-putar dengan sepedanya, dia bisa berlari dari depan hingga dapur. Ruang tengahnya terpisah dari ruang tamu dan dia bebas bermain sesukanya di ruang tengah.

Rumah yang sekarang ruang tamu dan ruang tengah jadi satu. Ruang belakang belum dikeramik sehingga otomatis yang bisa dipakai hanya dua buah kamar dan ruang tamu. Ruang belakang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang, dapur, tempat mencuci, dan ruang menjemur.

Hari-hari pertama dilalui dengan protes berkepanjangan tentang betapa jeleknya rumah di bogor, bagusan rumah yang di Kranji, dan seterusnya. Ibu dan ayah pun terus menerus menyuntikkan tentang pentingnya bersyukur ditambah dengan rencana rumah ini nantinya. "Nih, nanti di sini kita bikin kolam, kita bikin taman, trus nanti rumahnya ditingkat, kamar Novel nanti ada di atas," Dengan begini tampaknya kesedihan Novel sedikit terobati. Ia mulai berangan-angan tentang rumahnya nantinya, juga kamarnya nantinya, juga taman dan kolam ikannya.

Alhamdulillah, kini Novel sudah mulai bisa bahagia di rumah. Apalagi setelah ditanam rerumputan dan pohon mangga di depan rumah. Bahkan kalau sedang iseng, Novel ikut mencabuti rumput-rumput liar yang mengganggu pemandangan di depan rumah....

Semua butuh proses....proses butuh waktu dan energi....Semoga kami diberi karunia kesabaran dalam mengawal proses ini...amiinnn

Kamis, 12 Juli 2012

Centralpark Through Novel's Eyes

Up 2 The Sky
Centralpark terletak di bilangan Jakarta Barat merupakan sebuah mall yang berada dalam satu kawasan terpadu yang terdiri dari pemukiman, apartemen, dan hotel. Di mall ini terdapat taman yang sangat nyaman untuk ukuran Jakarta yang selalu panas. Saat sore menjelang, taman ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk sekadar bermain-main melepas lelah.

Kura-kura
Tanggal 18 Juni yang lalu, Novel berkesempatan ikut serta menikmati keindahan taman Tribeca ini. Ia menggunakan sendiri kamera saku untuk memotret taman cantik ini.

Cute Dog
Beberapa ekor kura-kura di kolam sangat menarik bagi Novel. Maklum, anak kota asli yang jarang sekali melihat makhluk hidup selain manusia, dan hewan-hewan peliharaan yang biasa, kucing, anjing, ikan, liat ayam aja jarang.

It's Feeding Time!
Begitu pula anjing imut di sebelah kanan ini. Novel baru pertama kali melihat anjing selucu itu. Badannya kecil dan panjang sementara kakinya sangat pendek.

Hmm...segar....
Sekitar pukul 5 sore, sepasang laki-laki dan perempuan berpakaian abang dan none Jakarta berkeliling menawarkan makanan ikan kepada para pengunjung. Satu bungkusnya seharga 5000 rupiah. Ini adalah waktunya memberi makan ikan.
Spongebob Area

Ikan di taman ini tidak boleh diberi makan sembarangan. Jadi teringat di kebun binatang, para pengunjung terkesan bebas memberi makan binatang di sana. Akibatnya kandang binatang seringkali tampak kotor oleh bungkus kacang bahkan bungkus biskuit. Tidak seperti kolam ikan di taman ini yang terlihat sangat terawat. Pihak pengelola yang tegas tampaknya bisa menjadi jawaban atas semrawutnya kebun binatang kita, selain ketersediaan dana tentunya.

Hari itu juga sedang ada event yang bertemakan Spongebob di taman ini. Beberapa bagian taman diberi palang dan hanya bisa dimasuki dengan membeli tiket. Sayang sekali, tapi apa boleh buat, pihak pengelola pastinya juga butuh dana untuk menjaga kelangsungan taman ini...yah...bagaimana pun, kapital yang menang.

Akhirnya waktu juga yang memaksa kami pulang. ucapkan selamat tinggal pada ikan-ikan. Ucapkan selamat tinggal pada kolam yang cantik. Ucapkan selamat tinggal pada pencakar langit...

Inginnya ada taman seindah ini yang dapat dinikmati siapa pun dari kalangan mana pun...tanpa perlu minder karena ga punya uang buat belanja di mall....

Jakarta butuh taman seperti ini.....



Jumat, 15 Juni 2012

novel ke mol

hari ini novel mau ke mol. novel naik motor. novel sudah sampay di mol novel parkir motor .novel beli baju tas sepatu futsal alkuran susu sendal sudah terbeli semua novel pulang naik motor .novel sudah sampay di rumah novel cape jadi novel minum susu habis minum susu novel makan siang terus bobo siang.habis bobo siang sholat magrb terus novel baca alkuran 2 lmbar habis baca alquran novel bobo malam



                                                              tamat



Wisuda TKI Tahta Syajar

dam daradam dam
Tanggal 24 Mei yang lalu, Novel wisuda. "Ya ampun, anak TK, ngapain pake wisuda-wisuda segala?" gitu deh komentar ayah. Ya sudahlah...ikutin aja...

Persiapan wisuda ini sudah mulai dilakukan sejak sebulan sebelumnya. Novel kebagian tugas tilawah Alqur'an, surat Luqman ayat 12-16. Wow...setengah halaman...Setelah sebulan penuh berlatih, plus rehearsal di Tasyakurannya Ami, Alhamdulillah, Novel akhirnya layak tampil.

berani ngedram?
Sehari sebelum perpisahan, Novel malah pergi ke Bogor. Jadinya sama sekali tidak ada info, ngumpul jam berapa? atau urusan teknis yang harusnya bisa diselesaikan ketika gladi bersih.

Menurut undangan, acara mulai jam 8, kami sampai di TK jam setengah 8 dan Novel langsung ganti baju drumband. Di awal acara, ia harus memukul drum dulu sebelum tilawah. Biar pun udah datang terlambat, tapi ternyata mulainya tetep aja telat. Padahal anak-anak sudah banyak yang datang jam 7, bayangkan jam berapa mereka bangun pagi itu....Tapi namanya juga anak-anak...mereka selalu bermain-main, sehingga banyak juga yang sudah mengantuk dan letih ketika acara dimulai.

Tilawah
Selesai drumband, Novel langsung buru-buru ganti baju untuk tilawah Alqur'an. Alhamdulillah, tilawah berjalan lancar. Bu Hajjah Upik, Ketua Yayasan Tahta Syajar sampai menyempatkan diri untuk memuji Novel dalam sambutannya, jadi terharu mendengarnya.

Acara demi acara bergerak cepat, tak terasa siang hari telah menjelang. Selesai acara pelepasan, kami diberi kesempatan untuk foto keluarga di studio yang sudah disiapkan. Hebatnya, ada pedagang mainan anak-anak di depan studio itu. Raysa langsung mendekati mainan susun balok yang berbentuk kereta-keretaan. Alhasil, mainan pun langsung diangkut, padahal acara belum selesai.

Iwak Peyek

Sambil menunggu teman-teman selesai berganti pakaian untuk acara wisuda, Bu Rina memandu acara bebas. Para orangtua pun diminta menyumbang lagu. Akhirnya Fafa pun maju menyanyikan lagu yang bahkan pemain organnya tidak tahu harus menekan tuts yang mana. Novel tidak mau ketinggalan. Ia langsung maju dan, "Mo nyanyi apa?" tanya Bu Rina. Dengan pedenya Novel bilang, "Iwak Peyek," yaaahhh...kok iwak peyek....Novel pun menyanyi...liriknya cuma dua kata...iwak peyek....iwak peyek...

Kelamaan menunggu, Novel pun mulai gelisah. Sebentar-sebentar ia melihat ke kereta-keretaan. Ia mulai rewel, Raysa pun mulai rewel. Biasa deh, kalo udah gini pasti jadinya rebutan dan berantem. Puncaknya terjadi setelah acara wisuda, Raysa tidak mau memberikan piala wisuda Novel. Akhirnya sang piala pun patah karena terjatuh saat dibawa Raysa berlari. Novel makin marah hingga akhirnya memaksa pulang ketika acara drama dimulai.

"Minta ijin dulu sama Bu Mamah, ngga sopan pergi aja ga pake pamit," akhirnya kami pun meminta ijin kepada Bu Mamah sang Kepala Guru. Sebenarnya Bu Mamah agak berat mengijinkan, karena katanya ada kejutan buat Mas Novel, tapi Novel malah menangis hingga akhirnya pulang juga deh.

Lulus TK
Sayang banget, hari seninnya Bu Dewi sms kalo Novel dapat penghargaan Membaca Alqur'an Terbaik...tuh...bener kan...coba ga pulang dulu....

Selamat lulus TK ya Novel...semoga makin sholih perilakunya, makin indah akhlaknya, dan makin kuat imannya...peluk cium dan sayang dari ibu dan ayah...:-)

Selasa, 05 Juni 2012

habis bangun tidur

[sambungan dari pulang sekolah] habis makan malam novel tidur malam novel bangun tidur habis bangun tidur novel mandi  habis mandi novel makan pagi habis makan pagi novel main bola novel menang  novel  6 aa  5tamat

pulang sekolah

[sambungan dari cerita novel terdahulu]sekarang novel makan siang habis makan siang novel bobo novel bangun tidur malam malam novel makan malam pake sarden [bersambung ke habis bangun tidur]

Penampilan Perdana Nufail Rizqy Majid

25 Mei 2012 yang lalu Ami Iim tujuh bulanan sekaligus menempati rumah kontrakan baru di Pondok Kelapa. Hari itu diadakan acara tasyakuran kecil-kecilan sekaligus secara resmi memperkenalkan diri kepada para tetangga di sana. Yang datang hanya keluarga-keluarga dekat, Tante Yah dan Ayie dari Pondok Bambu, Tante Nung dan Om Yan yang terhitung tetangga deket banget, bahkan Om Yan langsung meluncur dari Purwokerto tanpa ganti baju dulu. Serta yang sudah pasti adalah Umi dan Buya sang Empunya Acara yang sudah sibuk sejak sore hari...

Acara yang biasa-biasa itu terasa istimewa karena di situ Novel pertama kali tampil di muka umum. Novel didapuk oleh Umi selaku penanggung jawab acara, untuk membacakan Alqur'an, surat Luqman yang sudah dilatih selama sebulan ini. Alhamdulillah, Novel dapat menunaikan tugas dengan baik. Terharu mendengarkan Novel membaca Alqur'an dengan lancar dan tajwid yang bisa dibilang benar semua, kecuali huruf "ra" yang masih agak cadel diucapkan. Cium sayang dari Ayah dan Ibu buat Novel, semoga Novel menjadi anak yang sholeh dan bisa bermanfaat bagi orang lain....amiiinnn

Jumat, 25 Mei 2012

Kesetaraan Gender (Oh, Really?)

Ngomongin kesetaraan gender mengingatkanku pada dua anakku. Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan. Anakku yang pertama sudah berusia 3,5 tahun ketika adik perempuannya lahir. Pada usia itu produksi testosteron meningkat sehingga ia menyukai permainan-permainan "lelaki". Jujur, aku sama sekali tidak pernah mengkhususkannya atau mewajibkannya hanya boleh main tembak-tembakan atau berantem-beranteman. Jika sebelum usia 3 tahun film kesukaannya adalah Dora, Barney, dan Diego, setelah 3 tahunan ia mulai melirik Ben 10, Power Rangers, Ultraman, dan serial aksi lainnya. Permainannya pun beralih ke pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan bola.

Logikanya, sang adik tentu akan ikutan main mainan yang dimainkan abangnya. Dan kenyataannya.....ya! Anda benar, Raysa juga suka main mobil-mobilan, tembak-tembakan, atau tinju-tinjuan. Tapi itu lebih disebabkan karena ikut-ikutan sang Abang daripada inisiatif sendiri.

Bobo sama Bola
Yang menarik adalah, mainan favorit Raysa tetaplah anak-anakan atau masak-masakan. Raysa tidak terlalu suka boneka yang bentuknya mirip manusia. Ia lebih menyukai boneka yang bentuknya seperti binatang, boneka beruang, boneka tazmania, atau boneka timmy. Yang paling menarik adalah ia menjadikan mobil-mobilan pun buat main anak-anakan. Mobil truk besar milik Mas Novel digendong-gendong kesana kemari, dininabobokan layaknya bayi kecil, bahkan disuapi dengan makan yang ia racik sendiri (pura-pura pastinya). Bahkan piala Mas Novel pun rusak di tangan Raysa karena digendong-gendong layaknya anak bayi.

Permainan yang sifatnya pengasuhan ini tidak begitu disukai Novel, anak lelakiku. Dia lebih menyukai permainan yang menuntut aktivitas fisik yang banyak, main bola, lari-lari, main sepeda adalah pilihannya. Tidak mengherankan karena produksi testosteronnya yang sedang meningkat menuntut penyaluran energi yang banyak.

Dari sini terlihatlah bedanya, walaupun dibesarkan di lingkungan yang relatif sama oleh orangtua yang juga sama, tapi hasilnya tetap berbeda karena bagaimana pun laki-laki dan perempuan tetap berbeda.

Dari situ aku mengambil kesimpulan bahwa anak laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Perbedaan ini adalah fitrah manusia yang memang sudah dianugerahkan oleh Allah SWT. Usaha penyamarataan kedua gender ini sama saja dengan merusak fitrah itu sendiri.

Selasa, 22 Mei 2012

Yuk, Dek...Mandi Yuk...

Hari itu hari yang melelahkan. Sampai di rumah jam 12-an, Raysa sedang tidur dan Novel sedang makan. Rasanya ingin sekali lekas-lekas tidur. Setelah Novel selesai makan dan aku pun selesai sholat, akhirnya kasur pun jadi tempat berlabuh. Tapi Novel masih belum ingin tidur. Kunci pintu, matikan TV, dan Novel pun main sendiri di ruang tengah.

Tiba-tiba samar-samar aku mendengar suara, "Ibu, Dede udah bangun, trus disuruh ngapain? Mandi ya?" Antara tidur dan terjaga aku diam saja. Lamat-lamat terdengar suara jebar-jebur di kamar mandi. Apakah Novel benar-benar memandikan Raysa?

Aku sudah terbangun secara utuh saat Raysa selesai mandi. Dengan riangnya ia bercerita bahwa ia sudah mandi dengan Mas Novel, maksudnya Mas Novel yang memandikan Raysa. Wow! Mas Novel juga menyikat gigi Raysa, dan Raysa tidak menolak. Hebat Mas Novel!

Kupilihkan pakaian untuk Raysa dan memakaikannya. Alhamdulillah, Novel sudah besar, bahkan sudah bisa memandikan Raysa....luar biasa. Yang paling luar biasa, itu dilakukannya atas inisiatif sendiri! Hebat yah Mas Novel...kerja ibu bisa makin ringan nihhh....

Aku pun keluar kamar hendak cuci muka, "Hah? baru jam 2?" berarti Raysa mandi siang dong....hahaha...sampai di kamar mandi aku lebih terkejut lagi...sabun mandi masih di tempat sabun yang tidak terjangkau oleh Novel...berarti..."Mas, tadi Raysa mandinya ga sabunan?" Novel nyengir...."Tapi kita kasih shampoo..." hahaha...shampoo buat badan....boleh juga....

Bye Bye MNC TV

Akhirnya setelah beberapa pekan resah karena perilaku agresif Novel. Dikomplain oleh orangtua temannya Novel karena merasa anaknya terluka oleh Novel. Dicurhatin sama guru-gurunya karena perilakunya yang dianggap terlalu agresif, "Saya sudah 10 tahun mengajar, baru kali ini menemukan anak yang kaya gini," duh...hebat bener ya Novel.

Akhirnya kami benar-benar melakukan aksi yang sebenarnya sudah jadi pertimbangan sejak lama: menghilangkan saluran MNC TV! Pertimbangannya adalah: acara prime time yang biasanya merupakan waktu nonton TV bagi anak-anak tidak ada satu pun yang berkualitas. Terutama "Tendangan si Madun" yang tampaknya benar-benar mempengaruhi Novel. Sebagaimana sudah diulas di postingan sebelumnya, cerita di sinetron bergenre "Bimbingan Orangtua" ini (seharusnya Remaja, menurut saya) dihiasi oleh adegan-adegan penyelesaian masalah dengan kekerasan. Tidak ada musyawarah, langsung tendangan yang berbicara. Bola dilempar langsung di ke bagian tubuh lawan. Sehingga hampir keseluruhan waktu dalam satu episode sinetron diisi oleh adegan perkelahian. Tidak seperti film anak-anak lainnya, seperti Ben10 atau Power Rangers yang biasanya adegan perkelahian ada di akhir episode (1 segmen), sementara sisa episode lainnya (sekitar 2-3 segmen) adalah penjelasan alur cerita hingga sampai pada keputusan akhir: perkelahian.

Urusan eksekusi keputusan diserahkan pada Ayah. Saluran MNC TV pun diskip, terimakasih pada teknologi televisi masa kini. Tapi karena kami masih menimbang beberapa acara yang masih relatif tidak berbahaya bagi anak-anak seperti Upin Ipin dan Club House Mickey, maka MNC TV pun dipindah ke saluran bernomor 200. Dengan demikian, setidaknya sementara ini hanya ayah dan ibu yang bisa mengakses saluran tersebut.

Alhamdulillah, setelah berlalu beberapa pekan, tak ada lagi komplain dari orangtua atau pun guru. Novel pun makin dewasa dalam bersikap dan bertindak. Ini juga ditambah insiden lepasnya gigi susu, sehingga Novel pun bertambah yakin bahwa ia sudah besar. Novel pun sekarang makin rajin sholat, makin rajin ngaji, alhamdulillah...Terus menjadi dewasa ya Novel....:-)

Sabtu, 19 Mei 2012

Timmy Time dan Perbendaharaan Kata

Pernah membaca di salah satu artikel detikHealth (lupa artikel yang mana), katanya menonton film tidak akan berpengaruh signifikan pada perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan oleh pengasuhnya (ibu, ayah, nenek, kakek, atau siapa pun orang dewasa yang biasa berinteraksi dengannya). Hal ini karena film merupakan stimulus visual, sedangkan bahasa adalah stimulus auditorik. Salah satu eksperimennya adalah dengan memasukkan suara yang tidak sinkron ke dalam film Sesame Street, ternyata hampir ga ada anak-anak yang menjadi subjek eksperimen yang menyadari adanya suara yang tidak sinkron tersebut.

Nah...kalau begitu, aku jadi bertanya-tanya: apakah film tanpa kata-kata menjadi lebih baik untuk anak-anak? Sekarang ini sedang marak film animasi minim kata di televisi kita, sebut saja Bernard Bear, Saun the Sheep, dan Timmy Time yang jadi kesukaan anak-anak. Film-film ini punya stimulus visual yang sangat kuat, bahasa simbolnya melalui gerakan dan mimik muka pemerannya dibuat sangat jelas. Hingga Raysa pun bisa menebak emosi pemerannya: nangis, marah, senang, ketawa.

Raysa sebenarnya suka sekali menirukan kata-kata dalam film. Dari Dora, ia menirukan cara Dora berhitung: one, two, three (dengan pengucapan yang agak berbeda tentunya, hehehe). Dari Paddle Pop Begins ia menirukan percakapan saat Liona memperkenalkan diri pada Jak si kunang-kunang, "Aku Liona," katanya sambil menlekatkan tangan ke dada. Dalam hati aku bertanya-tanya, apakah Raysa benar-benar tahu apa makna kata-kata yang diucapkannya?

http://www.abc.net.au/reslib/201008/r625049_4221515.jpgIa mengulang-ulang hitungan Dora sambil meletakkan benda-benda dan menyusunnya. Hmmm...sepertinya Raysa cukup memahami masalah hitungan ini. Ia mengulang percakapan Liona dan ternyata mengembangkannya dengan memperkenalkan orang-orang disekitarnya, "Aku Liona, ini Ibu, kalo yang itu Mas Novel, ini Ayah." Hmmm....sepertinya ia tahu kalau percakapan itu tentang perkenalan. Kalau begitu apakah berarti sebenarnya anak-anak juga bisa belajar penggunaan bahasa melalui video?

Yang agak meresahkan adalah, peniruan Raysa terhadap percakapan di Timmy Time. Tahu sendiri semua tokoh di Timmy Time menggunakan bahasa masing-masing dalam berbicara. Si Kucing bilang, "Miu miu miu," si Kambing bilang, "Baaa baaa baaa," lalu si Bebek bilang, "Kwek kwek kwek," dan herannya mereka semua bisa saling mengerti. Raysa suka sekali menirukan kata-kata si Kucing, "Miu miu miu," dan mengembangkannya menjadi, "Biu biu biu," atau "Kyu kyu kyu." Bahkan memanggil ibu menjadi, "Ibyyuuuuu."

Hadduh...jadi geleng-geleng kepala....sekarang Raysa pun makin suka menggunakan bahasa tubuh jika menginginkan sesuatu. Sebenarnya dari dulu ia sudah menyukai bahasa tubuh, tapi sekarang kan dia sudah punya banyak perbendaharaan kata, seharusnya ia bisa menggunakan kata-kata jika menginginkan sesuatu.

Apakah ini karena film animasi yang minim kata-kata namun kaya bahasa tubuh? Ataukah karena stimulus berupa kata-kata masih kurang didapatkannya di rumah?

Kalo melihat penelitian yang diangkat di atas, sepertinya Raysa membutuhkan lebih banyak stimulus bahasa dari Ayah dan Ibu ya....:-)

Kamis, 17 Mei 2012

Ayam Goreng Bumbu Bali ala Novel

Makan siang masak apa ya....? Di kulkas masih ada ayam, "Kita apain ayamnya, Mas?" minta ide dari chef Novel ah. Novel berlagak mikir..., "Diapain ya....?" "Dibikin bumbu bali aja yuk..." jadi andalan nih kalo dah kehabisan ide..."Yuuuuukkk...." Novel mengikutiku ke dapur...

Buka kulkas dan..."Waaaa....tomatnya abis...gimana dong?" "Pake jeruk aja!" Novel mencetuskan ide. "Hah?" tomat diganti jeruk....? Rasanya beda dong...Tapi biar ajalah...sekalian ngabisin jeruk yang dibeli sama Ami dua pekan sebelumnya.

Jadilah Ayam Goreng Bumbu Bali ala Novel...tomat diganti jeruk...hehehe... Di sini hampir semuanya ibu yang mengerjakan, Novel hanya membantu mengupas jeruk dan mengulasnya satu persatu ke dalam ulekan...

Bahan-bahan

Ayam 1/2 ekor
Minyak goreng secukupnya

Bumbu
cabe 4 buah (bisa ditambah kalo doyan pedes)
bawang 4 siung
jeruk shantang daun 4 buah
gula merah secukupnya
garam secukupnya
jahe bubuk 3/4 sendok teh
serai

Cara memasak
1. Goreng ayam setengah matang, sisihkan
2. Giling semua bumbu sampai halus kecuali serai
3. Tumis bumbu hingga setengah matang
4. Masukkan ayam yang sudah digoreng setengah matang
5. Tumis semuanya hingga bumbu dan ayam matang
6. Siap dihidangkan

Ternyata hasilnya tetap nikmat....rasa jeruknya seperti tenggelam oleh jahe dan serai....kalo mau rasa jeruknya muncul mungkin lain kali perlu ditambah jumlah jeruknya 5 atau enam buah....bagaimana pun ide Chef Novel keren juga....hmmm...ditunggu ide lainnya Chef....hehehehe....

Jumat, 11 Mei 2012

Imajinasi Raysa

Raysa sangat suka berimajinasi. Imajinasi favoritnya adalah tentang masak dan HP. Dia bisa menjadikan benda apa saja menjadi HP. Mulai dari remote control televisi, yang memang masuk akal jadi HP, sampai dua buah shampoo sachetan yang masih menyatu yang kemudian dianggapnya sebagai HP tipe clampshell yang bisa dibuka tutup. Yang paling mengagetkan adalah ketika dia membawa-bawa pecahan lantai berbentuk balok sepanjang telapak tangannya dan asik berbicara dengan seseorang di sana. Pecahan lantai ini hampir seminggu dibawa-bawa kemana-mana sebagai HP. Bahkan menjelang tidur pun harus membawa "HP"nya ini. Sampai akhirnya sang "HP" dibuang karena khawatir dijadikan "bola" oleh mas Novel.

Raysa Berenang
Soal masak memasak, dia bisa menjadikan apa pun sebagai bahannya. Katanya, "Ibu mau kue?" dia menawarkan potongan puzzle yang ditata di atas tutup kaleng roti. Atau di waktu lain ia menjadikan kaki kursi yang sudah lepas sebagai gelas, "Ibu aus, ya?". Kala lain ia menggunakan balok sebagai bahan makanan dan pensil sebagai kecap.

Kadang-kadang dia membaca buku cerita sendiri. Belum, dia masih belum mengenal huruf, tapi dia melihat gambar dan bercerita. Ceritanya sebagian dari memorinya ketika diceritakan buku tersebut, namun bagian terbanyaknya adalah imajinasinya sendiri tentang gambar di buku cerita. Tidak hanya buku cerita, dia seperti punya imajinasi sendiri untuk setiap gambar yang dilihatnya.

Berkat imajinasinya yang sangat luas, ia bisa bermain dengan alat apa saja. Kalo gini sih ga perlu mainan, seperti kata spongebob: hanya perlu IMAJINASI.

Minggu, 06 Mei 2012

terlambat sekolah

hari ini novel bikin kerebeti novel mau sekolah novel sudah terlambat ke sekolah novel berangkat dari rumah pas novel sampay di sekolah novel kaget semua temen temen novel sudah datang pas pulang novel bermaindi sekolah novel sudah di jemput  sama ayah novel naik motor novel sudah sampaydi rumah [bersambung ke pulang sekolah]

Sabtu, 05 Mei 2012

masak agerager

hari ini novel lagi bikin ageragr novel motong jeruk tangan novel kena piso novel berdarrah novel nangis di pasang plestr ,pas malam sudah kering darah nya terus di lepas plestr nya sudah sembuh terus masih dipasang plestr                                                                      tamat

Galeri Karya Novel

Flower by Novel
tempat karate
Di sebelah kiri adalah foto yang diambil sendiri oleh Novel, tangan kirinya memegang bunga dan tangan kanannya menjepret dengan kamera. Lokasinya di parkiran bus Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol. Ketika itu dia mungkin bosan menunggu, karena melihat Ibu membawa kamera, langsung deh pengen poto-poto.

Di sebelah kanan adalah tempat latihan karate yang dibangun dari balok. Menurut Novel ini adalah tampak depannya. Tempat karate ini menyediakan fasilitas yang lengkap termasuk tempat mandi dan berganti pakaian. Ada yang mau nyewa?
Gunung Meletus
Ini adalah gambar buatan Novel dengan pinsil warna. Saat itu sedang heboh gunung meletus. Setiap hari selalu ada berita tentang gunung meletus. Tampaknya berita ini sangat menyita pikiran Novel. di gambar ini dia menggambarkan gunung yang meletus, mengeluarkan api. Orang yang ketakutan di dekat rumahnya dan pak tani yang juga ketakutan, tidak ketinggalan seekor ayam berkokok. Pak Tani meninggalkan sawah dan alat-alat kerjanya, begitu cerita Novel.

hujan
 Di sebelah kanan adalah gambar hujan dengan cat air. Novel menggambarkan air yang tergenang dan langit kelam juga air hujan yang berwarna kelam. Gambar ini sangat minim warna. Kesan kelam sedikit diminimalisir dengan genangan air berwarna biru.
gambar Novel

  Di sebelah kiri gambar Novel tanpa judul. Ceritanya hanya tentang orang, pohon dan awan. Ini termasuk salah satu gambar awal Novel.

Agar-agar bulu ayam di bawah sebenarnya adalah kumpulan alfabet plastik warna-warni yang disusun ke dalam wadah cetakan agar-agar. Dalam imajinasi Novel agar-agar ini terbuat dari berbagai macam bahan dengan bulu ayam sebagai bahan utamanya. Baiklah...mari bayangkan suatu agar-agar berbahan dasar ayam....;-)
Agar-agar bulu ayam

Pesawat Canggih

Pesawat canggih di sebelah kiri ini disusun dari lego yang tadinya diarahkan membentuk robot. Pesawat ini punya bom dan berbagai macam senjata yang bisa membuatnya memenangkan pertempuran.

rumah dan jalan
Rumah dan Jalan adalah karya lain Novel yang berbahan dasar cat air. Rumah ini ada di pinggir jalan sementara di seberangnya terlihat persawahan berwarna kekuningan.

Inilah beberapa karya Novel yang berhasil didokumentasikan. Ditunggu karya-karya lainnya yang lebih kereeeeeennn...terus berkarya Mas Novel!

Minggu, 08 April 2012

100% Buatan Novel

Setelah berkali-kali membuat agar-agar hanya sampai pada menyiapkan adonan, akhirnya Novel sampai juga pada tahap memasak agar-agar. Ketika itu sudah malam, Ibu baru saja pulang dari NF. Novel yang sedang semangat memasak langsung mengajak Ibu masak.

Hmmm...masak apa ya....? Waktu sudah lewat jam delapan malam. Masak apa yang bisa selesai sebelum jam 9, jam tidur Novel? "Tapi Novel masak sendiri, ya? Ibu mau makan, laper," aku mengajukan syarat. Dengan semangat dan mata berbinar ia mengiyakan. "Ya, udah, bikin ager-ager aja," mulanya Novel manyun mendengar usulku, "Tapi lama...." katanya. "Ah, ngga, kalo ngaduknya bener, setengah jam juga selese," matanya berbinar lagi. "Iya, iya!" ia pun kemudian bersemangat menyiapkan segala sesuatunya.

Siapkan mangkok, ambil telur dari kulkas, pecahkan telur, kocok telur, tambahkan garam, semua sudah biasa Novel lakukan. Isi panci dengan air, masukkan gula, masukkan agar-agar, aduk rata, tahapan ini pun Novel sudah terbiasa. Selanjutnya ambil bangku karena kompor masih terlalu tinggi. Naikkan panci ke atas kompor, hidupkan kompor, yang ini Novel masih butuh panduan. Masukkan telur yang sudah dikocok, lalu aduk terus sampai mendidih, ini adalah kali pertama Novel melakukannya.

Senangnya...Ibu jadi bisa makan dengan tenang. Sekarang sudah ada jagoan agar-agar, hehehe. "Ibu, diaduknya sampai kapan?" Novel memanggil dari dapur. Aku segera ke dapur mengecek agar-agar Novel, "Sebentar lagi mendidih kayanya," Novel melanjutkan mengaduk agar-agar.

Beberapa saat kemudian agar-agar mendidih, Novel langsung turun dari bangku menyiapkan cetakan. Ibu meneruskan sedikit mengaduk supaya agar-agar tidak tumpah. Cetakan siap, karena cukup berat bagi Novel, maka Ibu-lah yang mengangkat panci dan menuangkannya ke dalam cetakan.

Karena sudah malam, Agar-agar baru bisa dimakan esok paginya...hmmm...nyummiiiii....yuk, lanjutkan Chef Novel!

Kamis, 05 April 2012

Gigi Novel Copot!

Setelah goyang-goyang beberapa lama, akhirnya gigi pertama Novel tanggal juga. Hari itu hari Ahad, paginya Novel sudah melapor kalau giginya sudah goyang sekali. Kalau didorong dengan lidah, giginya sudah hampir tertidur saking miringnya. Siangnya Novel melapor lagi kalau giginya bolong, "Hah? Bolong?" rupanya bagian bawah gigi yang goyang itu sudah begitu terbuka hingga terasa bolong. "Wah, kayanya bakal copot pas lagi makan nih...." Ayah memprediksi sambil bercanda.

Sorenya, sepulang ngajar, Novel memamerkan giginya yang sudah bolong satu, "Weeeiii, kapan copotnya?" "Tadi, waktu mandi di cabut Ayah," jawab Novel riang. Ia pun menunjukkan giginya yang diletakkan di dalam gelas kecil. "Sakit ga?" tanyaku. "Ngga, malah ga kerasa, tau-tau....lho? kok ilang!" penjelasannya disambut tawa dari kami semua.

Menurut drg. Donny Adi Wirawan, memang begitulah seharusnya gigi sulung itu lepas. Lepas secara alami, bukan lepas yang dipaksa. Gigi penggantinya akan memakan akar gigi sulung, dan menggunakan akar gigi sulung sebagai penunjuk arah keluar. Kalau akar gigi sulung hilang, maka hilang pulalah penunjuk arah sang gigi pengganti. Akibatnya gigi pengganti tumbuhnya jadi ga karuan.

Hmmm....mungkin itu sebabnya gigiku berantakan ya....abisnya dulu ada gigi sulung yang dicabut paksa. Jadi untuk urusan pelepasan gigi sulung ini prinsip lebih cepat lebih baik sama sekali tidak bisa dipakai. Kita harus selalu ingat, orang sabar disayang Allah...sabar aja sampai akarnya benar-benar lepas.

Ia menceritakan gigi ompongnya dengan bangga sekali. Gigi Novel udah copot satu, berarti Novel udah gede. Kami pun menggunakan gigi copotnya untuk mengingatkan, "Novel kan udah gede, tuh, giginya aja udah copot satu," itulah yang keluar ketika Novel mulai kolokan.

Alhamdulillah, sekarang Novel makin bersikap dewasa. Malah ketika ribut-ribut demo BBM kemarin dia bisa-bisanya berkomentar, "Kok pinteran kita dari polisi?" Dia lihat polisi memukul-mukul orang sembarangan, sementara dia sendiri tak pernah memukul orang sembarangan.

Terus jadi makin hebat ya Novel sayang...tak peduli bagaimana orang lain, yang penting Novel tahu mana yang terbaik...

Selasa, 03 April 2012

Spongebob dan Squidward

Spongebob dan Squidward
HRINISPONGE
BOBLAGIMA
SAKKARIBTI
SKIBOTTIDUR
ADAPELANG
GARYANG
SUKAKAR
EBETAB
ISTUTAMAT

Terjemahannya:
Hari ini Spongebob lagi masak Krabby Patty. Squidward tidur. Ada pelanggan yang suka Krabby Patty. Abis tu tamat.

Ini adalah cerita yang ditulis sendiri oleh Novel saat umurnya 5 tahun. Biar pun dia sudah mengerti tentang spasi saat mengetik di laptop, namun dalam tulisan tangan ia masih kesulitan membuat spasi. Alhamdulillah berkat pelajaran menulis di TK, ia terbiasa untuk menulis di dalam baris.

Maju terus Novel...terus berkarya dan bersiap memberi manfaat bagi umat manusia....Amiinn..

Raysa Jadi Fashion Designer

Tak usah berpikir Raysa sudah bisa menggambar dengan penuh nilai artistik...memang ia sudah bisa menggenggam pensil dengan benar, tapi tarikan garis masih jauh dari terarah...hehehe..

Stand in Style
Tapi dia sepertinya tertarik sekali bereksperimen dengan kain. Setiap kali habis mandi, ia minta dipakaikan "kodek". Kodek adalah bahasa minang untuk sarung atau kain yang dililitkan di tubuh. Sehabis mandi yang dijadikan kodek tentu saja adalah handuk. Setelah selesai berpakaian, Raysa kemudian bermain-main dengan handuk.

Handuk ia sampirkan di kepala dan bilang, "Ibu, Dede pake kudung." Tak berapa lama kemudian handuk disampirkan di pundak dan jadilah, "Atoboy!" maksudnya Astroboy, tapi sebenarnya lebih tepat disebut Superman, Astroboy kan ga pake jubah. Kemudian handuk dililitkan di pinggang dan, "Dede pake lok," maksudnya "rok", maklum bicaranya belum terlalu jelas.

Akibatnya tentu saja handuk jadi kotor karena diseret-sereet juga di lantai. Akhirnya handuk pun diganti dengan kain bedongnya di masa bayi dulu. Kemudian Raysa pun mulai bereksperimen lebih lama lagi dengan kain lebarnya itu.

Terus bereksperimen ya sayang...Find your passion and go with it!

Senin, 02 April 2012

Berbagi....Love This!

Hari ini Novel menemukan koin 500-an di kasur. Entah koin siapa itu, mungkin punya Umi, mungkin punya Buya, mungkin juga punya Ami. Yang pasti, itu adalah koin milik kita, bukan orang lain (abis ketemunya kan di kasur...).

Tak berapa lama kemudian, Novel menghilang. Begitu juga Raysa. Biasa....namanya juga ibu, kehilangan anaknya sedikit saja pikirannya langsung khawatir berkali-kali lipat. Jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu...Tapi teteuuuuppp...karena udah wudhu untuk sholat Ashar, kami pun sholat Ashar dahulu.

Setelah sholat, Novel dan Raysa sudah pulang. Mereka kompak menggenggam es K*k*. Ternyata Novel mengajak Raysa ke Ucok (warung deket rumah) membeli es K*k* kesukaan mereka. Karena uang yang ditemukan hanya 500 rupiah, mereka hanya sanggup membeli satu buah saja. Es yang sebatang itu kemudian dipotong dua lalu dengan kompaknya mereka duduk manis sambil makan es K*k*.

Terharu...tanpa disuruh, tanpa disarankan, Mas Novel berhasil berbagi. Ia bisa saja jajan permen Y*p* seharga 500 rupiah untuk dirinya sendiri atau beli sebatang es K*k* tanpa mempedulikan adiknya ngiler-ngiler (toh dia adalah penemu uangnya). Tapi ia memutuskan untuk berbagi....beli makanan yang memang mudah untuk dibagi...duh...terharu....

Keep on sharing Mas Novel...karena berbagi membuat kita tambah kaya....

Minggu, 25 Maret 2012

Need for Speed


Need For Speed adalah salah satu game komputer yang jadi favorit Novel. Intinya game ini berisi balapan mobil di jalanan. Ada beberapa varian game ini, Novel memainkan balapan mobil di negara bagian Colorado, Amerika Serikat.
Di game ini, pemain dapat berperan sebagai pembalap liar atau sebagai polisi yang berusaha menghentikan balapan liar di jalanan. Sebagai pembalap liar, pemain dapat memilih lokasi balapan, mobil balap yang digunakan (yang semuanya masuk kategori mobil mahal), dan diperlengkapi senjata (maksimal 4 macam senjata untuk memperlambat polisi atau pembalap lain) sesuai dengan level yang dicapai. Sebagai polisi, pemain dapat memilih lokasi pengejaran, mobil polisi yang digunakan (sama hebatnya dengan mobil para pembalap liar), juga persenjataan (maksimal 4 senjata, termasuk road blocks dan helicopter) sesuai level yang dicapai.
Secara visual, game ini sangat indah dipandang. Pemandangan Colorado digambarkan begitu detil bahkan gurat-gurat pohon pun terlihat indah. Efek 3 dimensinya membuat balapan terasa nyata, bahkan saat terjadi tabrakan kaca-kaca yang pecah berantakan pun, bagi saya, terlihat mengerikan. Untungnya game ini minus darah dan kondisi sopir tidak diperlihatkan dengan jelas. Padahal dengan intensitas tabrakan sedemikian rupa, sopirnya pastilah sudah berdarah-darah dan mungkin saja penampilannya jadi tak karuan.  Namun kondisi mobil digambarkan dengan nyata, seperti bemper yang goyang ke atas ke bawah, lecet-lecet atau peot di sana-sini akibat tabrakan. 
Aku sering berkomentar, "Ihhh...kesian amat ditabrak-tabrak." Tapi Novel membalas, "Biasa aja dong, Bu, ini kan cuma bo'ong-bo'ongan." Lho? Beneran nih? Novel sudah bisa membedakan realita dan khayalan? Bukannya anak umur 4 tahun masih kesulitan membedakan mana realita mana khayalan? Hmmm....baiklah..jika dia memang sudah bisa membedakan mana realita mana khayalan, dan dia sadar sepenuhnya bahwa ini hanya bo'ong-bo'ongan, berarti tidak terlalu masalah. Benarkah?
Sebenarnya game ini tidak dibuat untuk anak-anak. Game ini termasuk genre game untuk dewasa atau minimal konsumsi remaja. Game ini membutuhkan koordinasi otak kanan dan kiri secara simultan melalui gerakan motorik jari-jari kanan dan kiri yang berbeda. Awalnya Novel kesulitan mengendalikan mobilnya (ia mulai memainkan game ini umur 4 tahunan), namun sekarang (umur 5 tahunan) ia sudah mahir mengendalikan mobil bahkan berhasil memecahkan rekor kecepatan yang sudah dicetak Ayah.
Tentu saja aku khawatir dengan efek buruk dari memainkan permainan komputer pada usia dini. Menurut penelitian, memainkan permainan komputer dapat mengubah susunan otak. Novel memulai permainan ini sejak usia yang, menurut saya, terlalu dini. Saat otaknya masih dalam masa pembentukan.
Kalau mau fair sebenarnya apa pun yang kita lakukan secara terus menerus akan mengubah susunan otak. Baik itu main piano, olahraga, atau kegiatan apa pun, karena pada prinsipnya semua kegiatan membutuhkan kerja otak dan otak akan menyesuaikan sesuai dengan kegiatan yang kita lakukan. 
Pertanyaannya adalah, susunan otak yang seperti apa yang tercipta akibat memainkan permainan komputer?
Hal menarik lainnya saya temukan ketika Novel memainkan permainan ini dengan temannya yang seusia dengannya. Usia mereka hanya terpaut 3 bulan, mereka sama-sama laki-laki, satu-satunya perbedaan adalah Novel kurus dan temannya itu gendut (lebar tubuhnya 2 kali lebar tubuh Novel, hehehe). Dia bilang, "Aku mo jadi polisi aja, aku kan anak sholeh. Wow! Hebat, kecil-kecil dia sudah tahu bahwa jadi polisi itu baik.  Tapi Novel sekali lagi membantah, "Yeeee...ini kan cuma game, bukan beneran!" Aku terdiam, apakah penalaran moral Novel sudah sampai ke tingkat di mana ada pengecualian untuk kasus-kasus tertentu? Hmmm...butuh observasi lebih lanjut.
Teman Novel ini juga kesulitan menggunakan kedua tangannya. Ia hanya menggunakan tangan kanan untuk tombol di sebelah kiri dan kanan. Akibatnya ia kewalahan mengganti-ganti dari kanan ke kiri dan ke kanan lagi lalu ke kiri lagi. Sementara Novel sudah mahir menggunakan tangan kanan dan kiri secara simultan. Apakah ini berarti otak kanan dan kiri sudah dapat bekerja bersama-sama secara sinergis untuk membantu tugas-tugasnya? Hal ini membuatku makin penasaran dengan apa yang terjadi pada susunan otak Novel sebagai akibat dari permainan komputer ini.
Penelitian lain yang dimuat di detik.com menyebutkan bahwa permainan kekerasan membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat tanpa mengorbankan ketepatan putusan tersebut. Tapi penelitian ini dilakukan pada orang dewasa yang otaknya sudah terbentuk dengan baik. Need for Speed juga tidak bisa digolongkan ke dalam permainan kekerasan murni karena tidak fokus pada kekerasannya. 
Sebagai pembalap liar, pemain dapat memilih untuk tidak menabrak siapa pun karena targetnya adalah menjadi nomor 1. Malah sebagai polisi lebih kasar daripada sebagai pembalap karena lebih rawan untuk menabrak para pembalap liar karena targetnya adalah menghentikan balapan. Untuk menghentikan balapan, polisi mengirimkan helikopter yang akan menebar paku di jalan untuk memperlambat para pembalap. Untuk menghentikan pembalap, polisi juga bisa menggunakan EMP (Electro Magnetic Pulse) yang akan merusak mesin mobil. Para pembalap pun diperlengkapi dengan senjata ini.
"Ayo tabrak!" begitu kata Novel pada temannya yang sedang memainkan game ini sebagai polisi. "Ga, ah, aku kan anak sholeh, ga boleh nabrak-nabrak," begitu jawab temannya santai. Subhanallah! Anak ini benar-benar luar biasa, tegas dan yakin dalam menjawab. So Sweeeeeettt.
Tapi Novel lagi-lagi ga mau terima, "Di sini mainnya emang gitu, musti nabrak!" Bagus ga sih penalaran moral sefleksibel itu dalam usia semuda ini? Dia sudah bisa membedakan mana realita mana khayalan. Karena ini hanya permainan, maka gak apa-apa nabrak-nabrak. Kalo beneran baru ga boleh. Begitu kira-kira yang ada di kepala Novel.
Suatu ketika, saat Ayah sedang main game ini, Ayah sedikit emosi dan terlihat marah. Novel pun nyeletuk, "Ih, Ayah masa' main balapan marah-marah sama laptop," hahaha....Aku menyambung, "Bilang sama Ayah, biasa aja dong, Yah, ini kan cuma mainan," hahaha.....Padahal Novel sendiri juga suka emosian kalo lagi main dan permainan tidak sesuai dengan keinginannya. Tapi memang aku perhatikan sekarang ia terlihat lebih tenang saat main, tidak lagi seemosian dulu. Apakah ini berarti dia sudah dapat sedikit mengendalikan emosinya?
Aku bukan orang yang langsung menilai teknologi hanya berdampak buruk kepada anak-anak. Tapi aku juga termasuk yang masih beranggapan bahwa ada teknologi mungkin saja berdampak buruk pada anak-anak. Namun seperti tulisan yang aku baca bertahun-tahun yang lalu, "Setidaknya butuh satu generasi untuk mengetahui dampak teknologi terhadap otak anak." Jika ingin tahu bagaimana dampak game konsol pada anak-anak maka kita perlu meneliti generasi pertama pengguna nintendo yang mungkin sudah jadi orangtua pada masa ini. Sayangnya, saya belum menemukan penelitian seperti ini. Belum juga menemukan laporan kerusakan otak dari pengguna-pengguna nintendo generasi pertama.
Satu generasi berarti 20 tahun. Butuh waktu selama itu untuk mengetahui sebuah dampak buruk. Maka saya pikir yang perlu kita lakukan saat ini adalah berjaga-jaga dan terus waspada. Saya pikir akan lebih baik mengarahkan kegiatan anak pada hal-hal positif yang melatih aktivitas seluruh organ motoriknya daripada hanya olahraga jari dan tangan.
Mudah-mudahan anak-anak kita menjadi anak-anak yang sehat, yang dapat memberi manfaat kepada umat manusia, Amiiiiinnnn.