Tiba-tiba Raysa menghampiriku di tempat cucian piring. Dengan semangat ia berkata, "Nanti Ibu jadi puteri, ya...." Aku hanya melongo. "Iya..." lanjutnya, "nanti Ibu jadi puteri, nanti Dede jadi puteri kalo udah gede," tangannya melambai-lambai ke kanan dan ke kiri seperti penari. Aku hanya tersenyum menahan tawa. Puteri kecilku sudah besar sekarang. Sudah tahu yang namanya puteri.
Suatu hari saat Trans7 menayangkan Spotlight, tiba-tiba Raysa menunjuk televisi dan berkata, "Ayah, puteri tuh!" Matanya tak lepas memperhatikan seorang anak yang berpakaian layaknya seorang puteri, lengkap dengan mahkota dan baju plus rok lebarnya. Sepertinya Raysa sangat terpesona.
Disney Princesses |
Sebenarnya aku tidak terlalu masalah dengan gambar-gambar ini selain daripada pakaian mereka yang membuka aurat. Bukan sekadar rambut yang terlihat, tapi leher baju yang terlalu rendah bahkan punggung yang terbuka rasanya kurang pantas untuk dibawa sholat. Pakaian yang membuka aurat ini rasanya juga kurang pantas untuk dijadikan model gadis cantik bagi anak-anak perempuan kita.
Tapi....apa kita bisa menyalahkan anak-anak jika mereka menjadikan para puteri ini sebagai model cantik mereka? Rasanya tidak pantas juga. Bagaimana pun tokoh-tokoh perempuan cantik yang dekat dengan dunia mereka adalah Snow White, Princess Ariel, atau Sleeping Beauty yang filmnya beredar di televisi maupun dalam bentuk CD.
Puteri-puteri cantik di depan gedung UI? |
Saya sudah pernah menemukan buku cerita dengan tokoh-tokoh para puteri yang menutup aurat. Tampaknya sudah ada upaya untuk membendung pengaruh modelling dari para puteri Disney....namun tampaknya upaya tersebut masih kurang berhasil. Kenapa? Hmmm...musti baca bukunya dulu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar