Kamera menjadi sarana belajar Raysa yang menarik. Dia bisa belajar melatih keahlian pengamatannya (observational skill) dengan kamera. Kamera mengakomodasi gairah kinestetik Raysa untuk bergerak dan memanfaatkan alat. Ia cepat sekali mempelajari penggunaan kamera. Ditambah lagi dengan kemudahan teknologi digital yang membuat penggunaan kamera menjadi semakin mudah.
Beyond the Yellow |
Kebanyakan Raysa menggunakan kamera nyaris asal pencet. Awalnya ia membutuhkan berkali-kali menekan tombol sebelum gambarnya benar-benar terekam. Ini mungkin karena jari-jarinya yang memang belum terlalu kuat untuk melakukan pemotretan dengan kamera saku.
Di kali yang lain ia memotret sambil berputar-putar sehingga gambar yang terekam menjadi blur dan tidak jelas apa yang sebenarnya ingin dipotret. Beberapa hasilnya menjadi bagus seperti yang satu ini. Di sini terlihat gambar tangan di balik bias warna kuning. Tangan adalah salah satu objek favorit Raysa. Banyak sekali fotonya yang memuat tangan sebagai fokusnya.
Benang-benang Sembunyi |
Kamera membantu kita dalam melakukan pengamatan terhadap detil. Banyak dari foto-foto karya Raysa memperlihatkan detil ini. Seperti foto di samping kiri ini yang memperlihatkan detil benang-benang sarung bantal kursi.
Di Balik Jeruji |
Go Diego Go! |
Princess of Rock |
Under Diego Tree |
Bunting |
Memang membiarkan balita memainkan barang-barang elektronik akan menuai risiko kerusakan. Kamera saku kami pun beberapa kali sudah mengalami error yang membuatnya tidak dapat menyala. Lensanya tak dapat terbuka sehingga kamera pun tak dapat digunakan.
Tapi hasil jepretan Raysa berhasil menunjukkan perkembangan dalam kemampuan menggunakan kamera sebagai alat memotret. Begitu pula kemampuan pengamatannya. Dan hasil jepretannya juga memberikan informasi untuk lebih mengenal dunia di mata Raysa.
Yeah...teruslah memotret Raysa....melihat dunia melalui lensa...:-)