Sebentar lagi Novel masuk SD. Sekolah-sekolah bagus biasanya buka pendaftaran di awal semester 2. Sebagai seorang ibu yang sangat peduli terhadap pendidikan, aku pun mulai browsing-browsing, cari-cari sekolah bagus, berkualitas, dan tentu saja terjangkau oleh kantong yang ngepas.
Pilihan pertamaku adalah sekolah alam. Kenapa? Karena Novel anak yang sangat aktif. Aku khawatir duduk diam di kelas akan mematikan potensinya atau malah menghambatnya dalam belajar. Selama ini ia mengikuti TK dengan sistem sentra sebagai sistem belajarnya. Dengan sistem sentra, ia berpindah-pindah dari satu sentra ke sentra yang lain. Ia memang bisa duduk tenang saat sedang berkonsentrasi mengerjakan tugas, biasanya menulis di buku, berhitung, membaca, dan tugas-tugas yang butuh konsentrasi lainnya. Tapi setelah tugasnya selesai, ia akan mulai berlari lagi. Saat pergantian sentra, ia pun berlari menuju sentra yang baru. Tak jarang ia kepeleset, kejedot, dan teman-temannya akibat lari-larian kesana kemari. Itulah sebabnya aku mencoba melirik ke sekolah alam.
Setelah browsing sana-sini, ternyata Sekolah Alam Bekasi direkomendasikan dengan harga terjangkau. Baiklah, aku akan coba cari-cari info tentang sekolah ini. Informasi tentang penerimaan siswa barunya aku dapetin dari kaskus. Dan wow! ternyata buatku yang penghasilannya pas2an ini, Sekolah Alam Bekasi masih termasuk MAHAL! Rasanya belum sanggup untuk bisa menyekolahkan anak di sini....sedihnya..tak bisa memberikan yang terbaik untuk putera tercinta.
Aku jadi berpikir. Seharusnya sekolah-sekolah alternatif ini bisa berdiri dengan harga terjangkau. Karena pendidikan adalah hak semua orang. Bukan hanya hak orang-orang kaya. Jika biaya pendidikan terus saja melangit seperti ini, pastinya hanya orang-orang kayalah yang memiliki akses menuju pendidikan berkualitas. Akibatnya, orang-orang yang tidak memiliki kecukupan finansial, harus menyerah pada pendidikan yang mungkin saja akan mematikan potensi besar si anak.
Aku tidak bilang pendidikan mahal sudah pasti akan memaksimalkan potensi siswa. Hampir tiap hari aku berhadapan dengan siswa yang membawa tas yang , kadang-kadang, malah lebih besar dari badannya sendiri. Ketika aku mencoba mengangkat tas mereka, aihhh berat banget! "Kamu bawa apaan aja sih, Dek?" Semua yang dia bawa adalah buku-buku yang dipelajari hari itu, juga LKS-LKS yang banyak banget. Setelah sekolah sekian lama, kemudian mereka juga harus ikut les, karena orangtua mereka tidak yakin, belajar di sekolah saja dapat menjamin mereka lulus UN.
Aku jadi berpikir, pendidikan seperti apa yang akan aku berikan kepada anakku?
Bunda Yayah Komariah, penggiat dan pendiri komunitas homeschooling BERKEMAS bilang, "Kalo tujuannya cuma biar dapet ijazah, cukup setahun mempersiapkan diri untuk UN." Tuh, ga perlu 6 tahun, 3 tahun segala. Jadi waktu-waktu yang lain bisa digunakan untuk belajar yang lebih terfokus pada pengembangan kualitas diri. Bahkan kalo mau ijazah SBI dari Cambridge misalnya, ga perlu sampai 20-an juta, cuma perlu sekitar 500ribu dikali 6 pelajaran. Jadi totalnya sekitar 3 juta-an. Itu kalo cuma mau ijazah. Banyak juga homeschooler yang melanjutkan kuliah di luar negeri lho, walaupun hanya berbekal ijazah paket C. Jadi sebenarnya homeschooling adalah alternatif murah meriah yang berkualitas.
Pertanyaannya:
1. Sudah siapkah melakukan homeschooling?
2. Apakah homeschooling pilihan terbaik untuk Novel yang sangat suka bersosialisasi?
the next 2 do list:
1. Cari tahu tentang alternatif sekolah lain yang terjangkau
2. Cari tahu juga tentang homeschooling ini...
Cita-cita sekolah murah berkualitas masih jauh panggang dari api, tapi saya percaya di mana ada kemauan, di situ ada jalan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar