Sabtu, 24 November 2012

Sushi-sushian

Terinspirasi dari salah satu resep yang ditampilkan di Dapur Cantik Warna Trans7. Resepnya mudah sekali diracik, bahan-bahannya sebenarnya terserah kita, cocok untuk dijadikan bekal sekolah, dan mendukung diet kalori tinggi bagi Novel.

Berikut resep mudahnya:

Bahan:
Nasi 1 centong nasi. Resep ini aslinya menggunakan nasi Jepang, tapi karena saya tidak tahu dimana mendapatkan nasi jepang, jadi saya menggunakan nasi Indonesia saja.
Mayonnais 1 sendok teh
Gula 1 sendok teh
Garam secukupnya
Nori

Isian:
Nugget 1 potong (iris memanjang)

Untuk bahan isian bisa menggunakan bahan apa saja. Resep aslinya menggunakan nugget, alpukat, dan mangga. Tapi karena nori yang saya gunakan terlalu pendek jadi saya hanya menggunakan 1 macam bahan saja. Bahan isian yang pernah saya gunakan adalah nugget dan sosis.

Cara Memasak
1. Goreng nugget (sisihkan)
2. Campur mayonnais, gula, dan garam dengan nasi hingga tercampur rata.
3. Oleskan nasi di atas nori
4. Susun bahan isian di atas nasi
5. Gulung nori beserta nasi dan rekatkan ujungnya dengan nasi
6. Sushi-sushian siap disantap...:-)

Novel dan Google

Sebuah iklan minuman ringan mengajukan fakta bahwa lebih banyak hasil pencarian yang didapat untuk kata cinta dibandingkan kata perang berdasarkan mesin pencari paling populer: Google. Novel pun segera bersemangat untuk membuktikannya. Begitu modem disambungkan, ia langsung mengetikkan kata perang di box yang bertuliskan Google. Semenjak itu ia sadar bahwa apa pun bisa dicari informasinya di Google. Ia kemudian mencari tentang hantu, perang suci, dan terakhir tentang cara kerja otak.

Begitu banyak informasi berseliweran di internet. Terlalu banyak sebenarnya untuk anak berumur 6 tahun. Ketika ia mencari tentang perang, ia menemukan video tentang perang. Ia melihat orang yang penuh dengan darah. Pemandangan yang mengerikan untuk anak seusianya. Sebenarnya video itu tentang "malaikat" penolong yang hadir di perang Suriah. Namun yang terekam sangat kuat di ingatannya adalah tentang korban perang yang bersimbah darah. Saya bilang, "Itulah akibatnya jika kita berperang, mengerikan."

Di satu sisi saya senang Novel mulai memanfaatkan internet untuk mencari informasi. Namun gempuran informasi yang luar biasa banyak belum diimbangi oleh kemampuan Novel untuk melakukan filtrasi terhadap informasi. Bagaimana pun, penjelajahannya dalam rimba internet ini wajib mendapat bimbingan dari orangtua. Sayangnya, saya harus mengakui bahwa waktu saya tidaklah seleluasa itu untuk selalu menemaninya menjelajahi internet.

Akhirnya, saya menawarkan solusi untuk berinternet menggunakan Kidzui. Kidzui adalah browser khusus anak-anak yang relatif aman sesuai dengan usianya. Contentnya diseleksi secara ketat, bahkan game Ben 10 pun tidak dapat dibuka di browser ini (mungkin karena content kekerasannya). Hal yang sama juga terjadi pada game-game power rangers.

Sayangnya browser ini belum tersedia dalam bahasa Indonesia, sehingga dibutuhkan keterampilan berbahasa Inggris untuk menggunakannya. Sementara kemampuan bahasa Inggris Novel masih sangat terbatas.

Adakah browser khusus anak-anak yang menggunakan bahasa Indonesia? Agar content informatif yang disediakan di internet dapat diakses oleh anak-anak Indonesia tanpa merusak mereka....