Setelah berkonsultasi dengan dokter perihal berat badan Novel yang terus menerus turun, didapatlah saran dari dokter untuk menerapkan diet tinggi kalori untuk Novel. Karenanya snack yang disediakan untuk Novel juga harus makanan selingan yang tinggi kalori, misalnya kue-kue manis yang bersantan atau digoreng.
Bagi Novel sendiri, ini sangat menyenangkan karena makanan berlemak biasanya memang enak-enak...."Kita kan disuruh makan yang enak-enak sama dokter!" cerita Novel bangga. Karenanya, ini adalah salah satu bekal sekolah favorit Novel: Bakso Bakar Selimut Keju.
Bahan:
8 bakso kecil, sayat agar dapat cepat matang hingga ke dalam
1 sendok makan margarine
1 sendok makan kecap manis (atau sesuai selera)
100 gram keju parut (atau secukupnya)
Alat:
2 tusuk sate
Cara memasak:
Panaskan margarin di atas wajan anti lengket hingga berbusa. Masukkan bakso dan guling-gulingkan dalam margarin. Jangan terlalu lama mendiamkan bakso agar tidak gosong terbakar. Setelah bakso mekar, lumuri dengan kecap manis. Guling-gulingkan agar kecap merata. Setelah kecap merata tusukkan bakso pada tusuk sate, lalu lumuri lagi dengan sisa margarin. Kemudian gulingkan bakso yang sudah disusun di tusuk sate ke dalam parutan keju hingga tertutup sempurna. Bakso Bakar Selimut Keju siap disantap....;-)
Jumat, 05 Oktober 2012
Bakso Bakar Selimut Keju
Selasa, 02 Oktober 2012
Nanti Ibu Jadi Puteri, Ya....
Tiba-tiba Raysa menghampiriku di tempat cucian piring. Dengan semangat ia berkata, "Nanti Ibu jadi puteri, ya...." Aku hanya melongo. "Iya..." lanjutnya, "nanti Ibu jadi puteri, nanti Dede jadi puteri kalo udah gede," tangannya melambai-lambai ke kanan dan ke kiri seperti penari. Aku hanya tersenyum menahan tawa. Puteri kecilku sudah besar sekarang. Sudah tahu yang namanya puteri.
Suatu hari saat Trans7 menayangkan Spotlight, tiba-tiba Raysa menunjuk televisi dan berkata, "Ayah, puteri tuh!" Matanya tak lepas memperhatikan seorang anak yang berpakaian layaknya seorang puteri, lengkap dengan mahkota dan baju plus rok lebarnya. Sepertinya Raysa sangat terpesona.
Disney Princesses |
Sebenarnya aku tidak terlalu masalah dengan gambar-gambar ini selain daripada pakaian mereka yang membuka aurat. Bukan sekadar rambut yang terlihat, tapi leher baju yang terlalu rendah bahkan punggung yang terbuka rasanya kurang pantas untuk dibawa sholat. Pakaian yang membuka aurat ini rasanya juga kurang pantas untuk dijadikan model gadis cantik bagi anak-anak perempuan kita.
Tapi....apa kita bisa menyalahkan anak-anak jika mereka menjadikan para puteri ini sebagai model cantik mereka? Rasanya tidak pantas juga. Bagaimana pun tokoh-tokoh perempuan cantik yang dekat dengan dunia mereka adalah Snow White, Princess Ariel, atau Sleeping Beauty yang filmnya beredar di televisi maupun dalam bentuk CD.
Puteri-puteri cantik di depan gedung UI? |
Saya sudah pernah menemukan buku cerita dengan tokoh-tokoh para puteri yang menutup aurat. Tampaknya sudah ada upaya untuk membendung pengaruh modelling dari para puteri Disney....namun tampaknya upaya tersebut masih kurang berhasil. Kenapa? Hmmm...musti baca bukunya dulu....
Label:
catatan harian,
Curahan hati,
karya raysa
Senin, 01 Oktober 2012
Pindahan...
Akhirnya....berhasil juga tinggal di rumah sendiri. Akhir Juni kemarin kami sekeluarga pindah ke Bogor...tepatnya di pinggiran Kabupaten Bogor, Cilebut namanya. Di sini kami tinggal di perumahan dengan rumah tipe 36 yang direnovasi dengan menutup halaman belakang jadi bertambah kurang lebih 5 meteran.
Tentu saja...aku bersyukur sekali, tak henti-hentinya mengucap syukur ke hadirat Ilahi karena atas perkenan Allah-lah semua ini terjadi. Tentu...karena aku sudah paham perbedaan antara ngontrak dengan tinggal di rumah sendiri.
Tapi bagi Novel, ini hal yang berat. Rumah yang kami kontrak dulu sangat luas. Di terasnya Novel bisa berputar-putar dengan sepedanya, dia bisa berlari dari depan hingga dapur. Ruang tengahnya terpisah dari ruang tamu dan dia bebas bermain sesukanya di ruang tengah.
Rumah yang sekarang ruang tamu dan ruang tengah jadi satu. Ruang belakang belum dikeramik sehingga otomatis yang bisa dipakai hanya dua buah kamar dan ruang tamu. Ruang belakang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang, dapur, tempat mencuci, dan ruang menjemur.
Hari-hari pertama dilalui dengan protes berkepanjangan tentang betapa jeleknya rumah di bogor, bagusan rumah yang di Kranji, dan seterusnya. Ibu dan ayah pun terus menerus menyuntikkan tentang pentingnya bersyukur ditambah dengan rencana rumah ini nantinya. "Nih, nanti di sini kita bikin kolam, kita bikin taman, trus nanti rumahnya ditingkat, kamar Novel nanti ada di atas," Dengan begini tampaknya kesedihan Novel sedikit terobati. Ia mulai berangan-angan tentang rumahnya nantinya, juga kamarnya nantinya, juga taman dan kolam ikannya.
Alhamdulillah, kini Novel sudah mulai bisa bahagia di rumah. Apalagi setelah ditanam rerumputan dan pohon mangga di depan rumah. Bahkan kalau sedang iseng, Novel ikut mencabuti rumput-rumput liar yang mengganggu pemandangan di depan rumah....
Semua butuh proses....proses butuh waktu dan energi....Semoga kami diberi karunia kesabaran dalam mengawal proses ini...amiinnn
Tentu saja...aku bersyukur sekali, tak henti-hentinya mengucap syukur ke hadirat Ilahi karena atas perkenan Allah-lah semua ini terjadi. Tentu...karena aku sudah paham perbedaan antara ngontrak dengan tinggal di rumah sendiri.
Tapi bagi Novel, ini hal yang berat. Rumah yang kami kontrak dulu sangat luas. Di terasnya Novel bisa berputar-putar dengan sepedanya, dia bisa berlari dari depan hingga dapur. Ruang tengahnya terpisah dari ruang tamu dan dia bebas bermain sesukanya di ruang tengah.
Rumah yang sekarang ruang tamu dan ruang tengah jadi satu. Ruang belakang belum dikeramik sehingga otomatis yang bisa dipakai hanya dua buah kamar dan ruang tamu. Ruang belakang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang, dapur, tempat mencuci, dan ruang menjemur.
Hari-hari pertama dilalui dengan protes berkepanjangan tentang betapa jeleknya rumah di bogor, bagusan rumah yang di Kranji, dan seterusnya. Ibu dan ayah pun terus menerus menyuntikkan tentang pentingnya bersyukur ditambah dengan rencana rumah ini nantinya. "Nih, nanti di sini kita bikin kolam, kita bikin taman, trus nanti rumahnya ditingkat, kamar Novel nanti ada di atas," Dengan begini tampaknya kesedihan Novel sedikit terobati. Ia mulai berangan-angan tentang rumahnya nantinya, juga kamarnya nantinya, juga taman dan kolam ikannya.
Alhamdulillah, kini Novel sudah mulai bisa bahagia di rumah. Apalagi setelah ditanam rerumputan dan pohon mangga di depan rumah. Bahkan kalau sedang iseng, Novel ikut mencabuti rumput-rumput liar yang mengganggu pemandangan di depan rumah....
Semua butuh proses....proses butuh waktu dan energi....Semoga kami diberi karunia kesabaran dalam mengawal proses ini...amiinnn
Langganan:
Postingan (Atom)