Selain survey langsung, juga nanya-nanya ama orangtua siswa yang sudah menyekolahkan anaknya di SD. Salah satunya orangtua siswa NF yang juga orangtua temennya Novel, Najwa, di Tahta Syajar. Anaknya yang sekarang kelas 5 SD sekolah di SD Pangjay, alias SD Pangeran Jayakarta. Browsing di web ga ada page yang kredibel yang dapat menjelaskan SD ini dengan baik. Menurut Mama Najwa, SD Pangjay lumayan bagus, tapi kegiatannya kurang, ga seperti SD Tahta Syajar yang punya banyak kegiatan ekskul..Begitu katanya.
Dia malah menyarankan SDIT al-Husna yang ada di belakang GOR Bekasi. Aku sudah banyak ngajar anak-anak SD ini. Mereka anak-anak yang cerdas, aktif, dan juga kreatif. Rata-rata siswa al-Husna yang les di NF termasuk yang cepat memahami pelajaran. Yah..sedikit banyak tertarik juga dengan SD ini, tapi denger-denger biaya masuknya mahal. Kata Mama Najwa tahun lalu (2011/2012) sekitar 5jutaan. Di webnya hanya ada brosur, ga ada rincian biayanya...ga ada juga penjelasan tentang kurikulum dan sebagainya...sepertinya harus liat n survey langsung.
Pak Fikri pengajar matematika yang anaknya sekolah di SDIT al-Hikmah malah tidak menyarankan untuk mendaftar di al-Hikmah. Alasannya karena biayanya mahal dan kenaikannya pertahun tidak rasional. menurut Pak Fikri, seharusnya siswa SDIT yang sudah sekolah dari pagi hingga sore tidak perlu lagi dibebani dengan PR yang sangat banyak. Seharusnya karena sudah seharian di sekolah, maka di rumah anak harusnya dibiarkan berisitirahat agar bisa fresh esok harinya. Karenanya ia berencana mengeluarkan puterinya dari al-Hikmah dan mencari SD lain yang lebih nyaman. Pak Fikri juga menambahkan, sebenarnya dulu al-Hikmah termasuk yang bagus di daerah Bekasi, tapi karena banyak gurunya yang keluar, sekarang jadi berkurang kualitasnya. Namun menurut berita di VOA Islam pihak sekolah al-Hikmah terbilang tanggap dalam membentengi akidah siswa.
Seorang sahabat yang lain menyarankan SDIT al-Husnayain di Harapan Baru. Alasannya karena yang terpenting adalah keluarga. Jika apa yang diajarkan keluarga di sekolah tidak sinkron dengan apa yang dipraktekkan di rumah, maka apa pun pelajaran sekolah pasti akan mental lagi. Karenanya, di Husnayain ini diadakan pengajian untuk para orangtua murid. Hmmm...menarik juga ya...sayangnya aksesnya agak sulit. Kalau tidak salah jalur angkot yang lewat sini adalah Koasi 31A, karena waktu itu pernah nyasar naik angkot ini. Sayangnya, kalo hujan deras, sekolahnya banjir...nah lhoooooo....
SD Negeri ternyata kurang direkomendasikan untuk pembinaan akhlak. Salah seorang kawan yang anaknya dimasukkan ke SD Negeri merasa harus kerja keras lagi membina akhlak di rumah. Sebenarnya masalah pembinaan akhlak kan emang dari rumah, sekolah hanya memberikan pengetahuan dan di rumah prakteknya. Sayangnya, bahkan pengetahuan tentang akhlak pun kurang di SD negeri. belajarnya juga kurang sehingga kalau di rumah harus lebih banyak dibantu dan dipantau.
Dari hasil diskusi di grup Millennial Learning Centre, Bunda Retno Arif yang sudah berpengalaman dengan 6 anaknya, memberi saran untuk TK SD sebaiknya masukkan ke SD Islam. Bagaimana pun pembinaan akhlak adalah yang terpenting di usia-usia muda seperti itu. Beliau juga menyarankan jarak sekolah yang tak jauh dari rumah. Menurut Beliau, perjalanan yang terlalu lama juga bisa menambah stres pada anak.
Begitulah beberapa pendapat dari teman-teman yang saya rangkum untuk dijadikan bahan pertimbangan. Maklum...blom pernah masukin anak ke SD....hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar