Pasti pernah, dong, melihat bayi menghisap jari jemarinya? Reaksi para ibu pastilah akan mengeluarkan jari-jari bayinya secepat kilat. Saya pun akan melakukan hal yang sama. Jari bayi belum tentu bersih. Bisa jadi ada bakteri di sana, nanti kena penyakit menular, dan seterusnya kekhawatiran normal semua ibu.
Sampai suatu hari ketika bayi Aida yang baru berusia 2 bulan menghisap jari-jarinya. Saya melihat sesuatu yang lain. Aida begitu kesulitan membawa jari-jari mungilnya itu tepat ke mulut. Kadang melenceng ke pipi, kadang meleset ke mata. Tampaknya butuh perjuangan hebat demi memasukkan jari ke mulut.
Awalnya, bukan jari yang masuk, tapi punggung tangan. Tahap kedua buku-buku jari berhasil dihisap. Selanjutnya baru telunjuk masuk ke dalam mulut. Luar biasa, bukan, perjuangan bayi 2 bulan ini?
Saya percaya bahwa tiap tahap perkembangan bayi merupakan pondasi untuk melaju ke tahap berikutnya. Begitu pula tahapan menghisap jari ini. Apakah yang dipelajari bayi dari aktivitas ini? Pertanyaan ini begitu mengusik hingga saya membayangkan diri saya sendiri melakukannya.
Saya teringat salah satu artikel yang mengatakan bahwa masa 0-7tahun kehidupan adalah waktunya bagi anak untuk memetakan seluruh anggota tubuhnya. Mungkin inilah yang dilakukan bayi dengan mengulum tangannya. Otaknya sedang memetakan tangan. Mulut adalah organ sensori yang paling awal aktif. Di mulut bayi merasakan sentuhan puting susu ibunya juga mencicipi rasa susu dari ibunya. Berdasarkan pengalaman sensori mulut, otak memetakan tangan dan menjadikannya organ sensori baru.
Gerakan tangan ke mulut juga membutuhkan koordinasi. Di usia 2,5 bulan, Aida melihat tangannya sendiri dan mengikuti gerakan tangan dengan matanya. Ia mulai melakukan koordinasi antara mata, tangan, dan mulut. Aktivitas ini sangat dibutuhkan nantinya untuk membawa masuk makanan ke dalam mulut. Wow! Saya nyaris berteriak ketika menyadari ini.
Yang terjadi selanjutnya adalah dilema. Apakah saya akan membiarkan Aida merasakan sensasi tangan di mulut atau mengeluarkan tangannya dari mulut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar