"De, handuknya tolong langsung dijemur, ya," aku mengingatkan Raysa.
Raysa diam saja, seperti tidak mendengar. "De, tolong handuknya," aku mengulangi sepotong saja, yakin Raysa hanya pura-pura tak mendengar. "De, ibu didenger ngga?" ini ketiga kalinya dan ajaib, Raysa langsung mendongak. "Handuk siapa?" tanyanya spontan. Aku tersenyum menarik napas, "Maaf, Kakak, tolong handuknya langsung dijemur."
Setelah 6 tahun menjadi bungsu, sekarang Raysa sudah punya adik. Dia tak mau lagi dipanggil 'Dek'. Sekarang Raysa adalah 'Kakak'.
Menjadi 'Kakak' berarti punya tanggungjawab terhadap adiknya. Raysa senang sekali menjadi penjaga adiknya. Ia akan bernyanyi untuk adiknya, mengajaknya bicara, bahkan muroja'ah di hadapan adiknya. Untuk urusan momong, Raysa sedikit demi sedikit sudah berevolusi menjadi ahli.
Yang susah 'move on' itu ayah ibunya. Masih saja menganggap Raysa sebagai 'puteri kecilnya'. "Aku udah jadi 'Kakak', Ibu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar