Kamis, 07 Januari 2016

Diet TV

"Anak-anak kalo belajar di sini?" tanya seorang teman yang datang bertandang. Dia tahu kami melaksanakan homeschooling, alias belajar di rumah. Keheranannya muncul ketika mengetahui kami belajar di depan TV yang mati, "Ngga terganggu, ya, konsentrasinya?"
"Ngga, kita udah sepakat soal waktu nonton TV," aku menjawab ringan.
Di rumah kami TV hanya menyala 2-3 jam perhari. Awalnya saya pun tidak percaya diri untuk melepaskan anak dari TV, mungkinkah?
Ternyata mungkin. TV baru boleh dinyalakan setelah semua pekerjaan selesai. Lalu selama waktu belajar, TV harus dimatikan. Akhirnya kotak hitam itu baru dinyalakan lagi setelah shalat zhuhur hingga waktu tidur siang. Sore hari, setelah bangun tidur hingga maghrib. Sedangkan malam hari, waktu menonton adalah selepas shalat isya hingga waktu tidur malam.
Jika sedang bersemangat menggarap proyeknya, anak-anak malah lupa untuk menyalakan TV. Jadilah Novel sibuk menggambar, Raysa sibuk bercerita, dan kotak hitam itu pun terabaikan.
Yah, ternyata bisa saja hidup tanpa menyalakan TV seharian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar